njcsjscjns
Kota Montreal (1)
Winter, 2014
Winter, 2014
Kuliah di McGill University? Bukan lagi mimpi.
Setelah
melakukan perjalanan selama 7 jam dari Amsterdam Alhamdulillah saya akhirnya mendarat
dengan selamat di Bandara Montreal, Quebec.
Montreal merupakan salah satu kota terbesar di Kanada dan terbesar di provinsi Quebec,
Kanada. Sedangkan Quebec merupakan provinsi yang memiliki pulau terluas dan
penduduk terpadat di Kanada. Tempat
paling menarik bagi saya dalam perjalanan ini adalah Universitas McGill. Saya
memang sudah sejak lama menginginkan kuliah di McGill University. Selain banyak
melahirkan pemikir-pemikir handal, ia juga memiliki kualitas yang diakui dunia.
Fhoto di patung James McGill
Depan Kampus McGill University
Di Indonesia, McGill dikenal dengan universitas/perguruan
tinggi yang banyak melahirkan pemikir-pemikir yang sangat berperan terhadap
perkembangan pemikiran Studi Islam di Negeri Indonesia, dan kali ini saya
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti short
course selama 1 minggu penuh di universitas ini. Meskipun satu minggu, tetap saja saya merasa
senang pernah mengikuti perkuliahan di salah satu Universitas terkenal dan
terbaik di dunia ini.:-)
Depan Kampus McGill University
Pertama keluar bandara montreal, saya disambut cuaca -17ºс. Ya, bisa dibayangkan bagi saya yang baru pertama kali ke negara yang memiliki musim dingin ekstrem seperti ini, tentu tubuh akan merasa sangat terkejut. Namun di satu sisi saya juga bahagia karena akhirnya bisa langsung merasakan musim ekstrim seperti itu. Bisa menikmati pemandangan hamparan salju di sepanjang jalan. Gambaran salju yang dulu hanya dinikmati lewat film-film, kini saya benar-benar bisa menyentuh kelembutan saljunya (Maklum anak kampoeng) :-D
Lost in Canada
Di Montreal, kita ditempatkan di Best Western
Ville-Marie Hotel di Sherbrooke Rue. Rue memiliki arti jalan atau street dalam
bahasa inggris. Perlu diketahui di kota ini hampir semua petunjuk arah dan nama
jalan mengunakan bahasa prancis dan susah menemukan petunjuk yang berbahasa
inggris. Berkaitan dengan bahasa, Kanada dikenal juga dengan bahasa yang
bilingual, inggris dan prancis. Dan Montreal merupakan salah satu kota di
Kanada yang didominasi oleh orang yang berbahasa prancis. Masyarakatnya
cendrung lebih bangga mengunakan bahasa prancis ketimbang bahasa inggris. Suatu
malam saya pernah tersesat dijalan waktu pulang ke hotel sendirian setelah mencari
toko yang jualan kamera. Biar lebih berbau traveling dan keren kita sebut saja lost in Canada heee. Sebelum itu sebenarnya saya sudah “menyelamatkan” beberapa teman
dari kesesatan. Ini karena
kemana-mana saya membawa peta. Karena malam itu saya memang perlu mendapatkan
kamera dan dengan modal peta kota Montreal di tangan dengan pede nya saya menyusuri malam montreal
yang ketika itu suhunya -20ºс. Yah, singkat cerita akhirnya saya juga tersesat.
Setelah sempat berjalan mondar mandir 15 menit, dan saya bertekad untuk mencari
jalan pulang sendiri dengan modal peta tadi. Tapi bener kata orang, malu
bertanya sesat di jalan:-D. Akhirnya
saya bertanya juga dengan beberapa orang yang saya temui. Karena suhu malam
itu bener-bener dingin dan bibir saya sudah terasa semakin bengkak. Namun,
salah satu orang yang saya temui (saya bertanya dengan bahasa inggris) waktu
itu terus menjawab dengan bahasa prancis. Kalau saja saya tidak bilang saya
dari Indonesia dan cuma bisa bicara Inggris dia akan terus cerosos dengan bonjour-bonjour nya:-D. Tapi
bagaimanapun tersesat itu memberikan nilai lebih dalam perjalanan saya kali
ini. Di malam hari dimana saya
mengalami “kesesatan” ini, saya juga menyempatkan diri menikmati kota malam
hari di Montreal. Diantara tempat yang sempat saya kunjungi adalah Cathedral of
Marie-Reine-du-Monde.
Menikmati Keindahan Montreal
Saya tidak terlalu banyak waktu untuk menikmati kota
montreal. Karena program beasiswa yang saya ikuti mengharuskan saya pergi pagi
dan selesai sore. Jadi kadang hanya waktu malam yang bisa diisi untuk menyusuri
kota Montreal. Namun untungnya waktu weekend, sebelum pindah ke kota lain, saya
masih memiliki waktu untuk menikmati keindahan kota ini.
Yang membuat Montreal menjadi kota yang menarik untuk
di nikmati di antaranya adalah kota bawah tanah (downtown) yang bagus dan
tertata rapi. Downtown nampaknya memang disiapkan pemerintah untuk menjadi
tempat masyarakat menghadapi winter atau
suasana musim dingin yang ekstrim. Montreal
juga memiliki kereta bawah tanah, yang berfungsi untuk memudahkan kita
berpergian ke berbagai tempat di sekitar kota Montreal. Salah satu wisata yang
saya sempat nikmati adalah Old Montreal atau
sederhananya adalah “kota tua-nya” Montreal. Keindahan arsitektur nya layak di
ancungi dua jempol. Old Montreal layak disebut sebagai kota pusat budaya dan
arsitektur. Kawasan ini konon di juluki New
France. Karena bangunan-bangunan yang dimiliki bergaya Francis.
Diantara yang dapat kita nikmati di Old Montreal adalah Old Port Montreal Longueuil Ferry yaitu pelabuhan tua montreal yang memiliki pemandangan yang menawan, lebih-lebih jika dinikmati saat musim panas berlangsung atau musim gugur.
#MTLMoments
Sayangnya saya tidak sempat menikmati Parc du Mont-Royal yang konon katanya
bisa menikmati seluruh montreal dari atas perbukitan.
Lunch Table
Old Port Montreal Longueuil Ferry
Mudah-mudahan bisa lagi ke sini :-)
PERJALANAN 4 KOTA DI KANADA
Willy Ramadan
20.12
Welcome
in Schiphol, Amsterdam. Kalimat itu akhirnya bisa saya dengar secara langsung
dari suara pemberitahuan pesawat KLM Royal Dutch Airlines KL 0810 yang saya
tumpangi. Pesawat akhirnya mendarat sempurna di Bandara Schiphol setelah
melakukan perjalanan panjang
dari Kuala Lumpur. Berangkat pada jam 11.00 pm (malam) dan tiba jam 06.00am
(pagi). Alhamdulillah, akhirnya
Tuhan benar-benar mengijinkan saya menginjakkan kaki di tanah Benua Biru,
Eropa.
Saya memang merencanakan sebuah perjalanan ke benua
Amerika sejak lama. Namun, saya tidak menyangka perjalanan ini lebih cepat dari
apa yang saya rencanakan. Saya menyebutnya, waktu yang melebihi ekspektasi. Perjalanan
ini merupakan bantuan beasiswa untuk mengikuti program short course, dan tujuan
utama saya adalah Kanada. Amsterdam hanya merupakan kota transit selama 9 jam.
Awalnya
saya membayangkan akan begitu membosankannya berdiam diri di Bandara selama 9
jam. Namun, Schipol merupakan bandara yang besar dan memiliki tempat semacam market
center. Ada yang menjual pernak pernik oleh-oleh khas belanda,
baju, sepatu, elektronik hingga food court.
Sehingga kita bisa menghabiskan waktu sekedar untuk jalan-jalan dan makan
disana.
Sumber www.tourismsee.com
Di
Schipol Amsterdam kita sempat melakukan sholat subuh berjamaah di sebuah tempat
yang tertulis “Meditaton Centre”. Ini merupakan tempat beribadah semua agama
dan menariknya tempat ini memiliki perpustakaan yang berisi banyak kitab-kitab
agama, termasuk saya menemukan Al-qur’an yang berterjemahkan bahasa indonesia. Nampaknya buku-buku di dalam tempat ini merupakan
sumbangan dari orang-orang yang mampir ke “meditation centre”, menarik.
Koleksi buku-buku di perpustakaan Meditation Center
Ketika kembali dari Kanada ke Indonesia, kita kembali transit di Amsterdan selama 13 jam. Ini transit terlama yang pernah saya alami :-(. Karena tidak punya visa untuk keluar sekedar menikmati amsterdam lebih dekat atau mencari makanan murah (makanan di bandara mahal, karena selalu di konversi ke rupiah terus kali ya :-D). Transit kali ini sangat membosankan, mungkin karena durasi yang lama dan juga mungkin karena sudah pernah kesini sebelumnya.
Mediation Center juga menyediakan buku tamu yang boleh di corat-coret:-)
Saat sholat di “Meditation Centre”, kita ketemu dengan ibu kewarganegaraan Indonesia, tepatnya beliau dari betawi, yang sudah lama mukim di Belanda. Setelah berbincang panjang lebar dan bertanya apakah ada makanan indonesia di bandara? Karena makanan di dalam bandara mahal dan makanan indonesia tidak ada. Tanpa kami meminta, beliau dengan baik hati menawarkan diri untuk membelikan makan keluar bandara. Beliau berikan cuma-cuma. Semoga kebaikan beliau di balas oleh Allah SWT. Aminnn:-) Semoga bisa kembali lagi kesini:-)
Lupa nama beliau siapa?:-( Catatannya ilang
Ada mie gelas, sayur, sarden dan kerupuk :-)
Amsterdam, Akhirnya Menginjakan Kaki di Benua Biru
Willy Ramadan
20.27