Willy Ramadan

Traveller

Learner

Reader

Writter

I'm Willy Ramadan,
Reader & Traveller
from Banjarmasin, Indonesia.

I have rich experience in web site design & building and customization. Also I am good at html, css, javascript, wordpress, php, jquery, bootstrap. I love to talk with you about our unique approach. Feel free to contact me writing an email with your project idea.

What I Do
UI/UX Design

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Brand Identity

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Web Design

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Mobile Apps

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Analytics

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Photography

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Recent Works

Lama Tak nulis

 njcsjscjns

PERJALANAN 4 KOTA DI KANADA




Kota Montreal (1)
Winter, 2014


Kuliah di McGill University? Bukan lagi mimpi.
Setelah melakukan perjalanan selama 7 jam dari Amsterdam Alhamdulillah saya akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Montreal, Quebec. Montreal merupakan salah satu kota terbesar di Kanada dan terbesar di provinsi Quebec, Kanada. Sedangkan Quebec merupakan provinsi yang memiliki pulau terluas dan penduduk terpadat di Kanada. Tempat paling menarik bagi saya dalam perjalanan ini adalah Universitas McGill. Saya memang sudah sejak lama menginginkan kuliah di McGill University. Selain banyak melahirkan pemikir-pemikir handal, ia juga memiliki kualitas yang diakui dunia. 


 
Fhoto di patung James McGill




 Depan Kampus McGill University


Di Indonesia, McGill dikenal dengan universitas/perguruan tinggi yang banyak melahirkan pemikir-pemikir yang sangat berperan terhadap perkembangan pemikiran Studi Islam di Negeri Indonesia, dan kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti short course selama 1 minggu penuh di universitas ini.  Meskipun satu minggu, tetap saja saya merasa senang pernah mengikuti perkuliahan di salah satu Universitas terkenal dan terbaik di dunia ini.:-)



Depan Kampus McGill University

Pertama keluar bandara montreal, saya disambut cuaca -17ºс. Ya, bisa dibayangkan bagi saya yang baru pertama kali ke negara yang memiliki musim dingin ekstrem seperti ini, tentu tubuh akan merasa sangat terkejut. Namun di satu sisi saya juga bahagia karena akhirnya bisa langsung merasakan musim ekstrim seperti itu. Bisa menikmati pemandangan hamparan salju di sepanjang jalan. Gambaran salju yang dulu hanya dinikmati lewat film-film, kini saya benar-benar bisa menyentuh kelembutan saljunya (Maklum anak kampoeng) :-D

Lost in Canada
Di Montreal, kita ditempatkan di Best Western Ville-Marie Hotel di Sherbrooke Rue. Rue memiliki arti jalan atau street dalam bahasa inggris. Perlu diketahui di kota ini hampir semua petunjuk arah dan nama jalan mengunakan bahasa prancis dan susah menemukan petunjuk yang berbahasa inggris. Berkaitan dengan bahasa, Kanada dikenal juga dengan bahasa yang bilingual, inggris dan prancis. Dan Montreal merupakan salah satu kota di Kanada yang didominasi oleh orang yang berbahasa prancis. Masyarakatnya cendrung lebih bangga mengunakan bahasa prancis ketimbang bahasa inggris. Suatu malam saya pernah tersesat dijalan waktu pulang ke hotel sendirian setelah mencari toko yang jualan kamera. Biar lebih berbau traveling dan keren kita sebut saja lost in Canada heee. Sebelum itu sebenarnya saya sudah “menyelamatkan” beberapa teman dari kesesatan. Ini karena kemana-mana saya membawa peta. Karena malam itu saya memang perlu mendapatkan kamera dan dengan modal peta kota Montreal di tangan dengan pede nya saya menyusuri malam montreal yang ketika itu suhunya -20ºс. Yah, singkat cerita akhirnya saya juga tersesat. Setelah sempat berjalan mondar mandir 15 menit, dan saya bertekad untuk mencari jalan pulang sendiri dengan modal peta tadi. Tapi bener kata orang, malu bertanya sesat di jalan:-D. Akhirnya  saya bertanya juga dengan beberapa orang yang saya temui. Karena suhu malam itu bener-bener dingin dan bibir saya sudah terasa semakin bengkak. Namun, salah satu orang yang saya temui (saya bertanya dengan bahasa inggris) waktu itu terus menjawab dengan bahasa prancis. Kalau saja saya tidak bilang saya dari Indonesia dan cuma bisa bicara Inggris dia akan terus cerosos dengan bonjour-bonjour nya:-D. Tapi bagaimanapun tersesat itu memberikan nilai lebih dalam perjalanan saya kali ini. Di malam hari dimana saya mengalami “kesesatan” ini, saya juga menyempatkan diri menikmati kota malam hari di Montreal. Diantara tempat yang sempat saya kunjungi adalah Cathedral of Marie-Reine-du-Monde.




Menikmati Keindahan Montreal

Saya tidak terlalu banyak waktu untuk menikmati kota montreal. Karena program beasiswa yang saya ikuti mengharuskan saya pergi pagi dan selesai sore. Jadi kadang hanya waktu malam yang bisa diisi untuk menyusuri kota Montreal. Namun untungnya waktu weekend, sebelum pindah ke kota lain, saya masih memiliki waktu untuk menikmati keindahan kota ini.

     

Yang membuat Montreal menjadi kota yang menarik untuk di nikmati di antaranya adalah kota bawah tanah (downtown) yang bagus dan tertata rapi. Downtown nampaknya memang disiapkan pemerintah untuk menjadi tempat masyarakat menghadapi winter atau suasana musim dingin yang ekstrim. Montreal juga memiliki kereta bawah tanah, yang berfungsi untuk memudahkan kita berpergian ke berbagai tempat di sekitar kota Montreal. Salah satu wisata yang saya sempat nikmati adalah Old Montreal atau sederhananya adalah “kota tua-nya” Montreal. Keindahan arsitektur nya layak di ancungi dua jempol. Old Montreal layak disebut sebagai kota pusat budaya dan arsitektur. Kawasan ini konon di juluki New France. Karena bangunan-bangunan yang dimiliki bergaya Francis.


Diantara yang dapat kita nikmati di Old Montreal adalah Old Port Montreal Longueuil Ferry yaitu pelabuhan tua montreal yang memiliki pemandangan yang menawan, lebih-lebih jika dinikmati saat musim panas berlangsung atau musim gugur. 

 


#MTLMoments



Sayangnya saya tidak sempat menikmati Parc du Mont-Royal yang konon katanya bisa menikmati seluruh montreal dari atas perbukitan. 

Lunch Table


                                                     Old Port Montreal Longueuil Ferry

Mudah-mudahan bisa lagi ke sini :-)






Amsterdam, Akhirnya Menginjakan Kaki di Benua Biru



Welcome in Schiphol, Amsterdam. Kalimat itu akhirnya bisa saya dengar secara langsung dari suara pemberitahuan pesawat KLM Royal Dutch Airlines KL 0810 yang saya tumpangi. Pesawat akhirnya mendarat sempurna di Bandara Schiphol setelah melakukan perjalanan panjang dari Kuala Lumpur. Berangkat pada jam 11.00 pm (malam) dan tiba jam 06.00am (pagi). Alhamdulillah, akhirnya Tuhan benar-benar mengijinkan saya menginjakkan kaki di tanah Benua Biru, Eropa. 


Saya memang merencanakan sebuah perjalanan ke benua Amerika sejak lama. Namun, saya tidak menyangka perjalanan ini lebih cepat dari apa yang saya rencanakan. Saya menyebutnya, waktu yang melebihi ekspektasi. Perjalanan ini merupakan bantuan beasiswa untuk mengikuti program short course, dan tujuan utama saya adalah Kanada. Amsterdam hanya merupakan kota transit selama 9 jam. 

Awalnya saya membayangkan akan begitu membosankannya berdiam diri di Bandara selama 9 jam. Namun, Schipol merupakan bandara yang besar dan memiliki tempat semacam market center. Ada yang menjual pernak pernik oleh-oleh khas belanda, baju, sepatu, elektronik hingga food court. Sehingga kita bisa menghabiskan waktu sekedar untuk jalan-jalan dan makan disana.

 Sumber www.tourismsee.com
Di Schipol Amsterdam kita sempat melakukan sholat subuh berjamaah di sebuah tempat yang tertulis “Meditaton Centre”. Ini merupakan tempat beribadah semua agama dan menariknya tempat ini memiliki perpustakaan yang berisi banyak kitab-kitab agama, termasuk saya menemukan Al-qur’an yang berterjemahkan bahasa indonesia. Nampaknya buku-buku di dalam tempat ini merupakan sumbangan dari orang-orang yang mampir ke “meditation centre”, menarik.


 Koleksi buku-buku di perpustakaan Meditation Center 


Ketika kembali dari Kanada ke Indonesia, kita kembali transit di Amsterdan selama 13 jam. Ini transit terlama yang pernah saya alami :-(. Karena tidak punya visa untuk keluar sekedar menikmati amsterdam lebih dekat atau mencari makanan murah (makanan di bandara mahal, karena selalu di konversi ke rupiah terus kali ya :-D). Transit kali ini sangat membosankan, mungkin karena durasi yang lama dan juga mungkin karena sudah pernah kesini sebelumnya. 

 Mediation Center juga menyediakan buku tamu yang boleh di corat-coret:-)

Saat sholat di “Meditation Centre”, kita ketemu dengan ibu kewarganegaraan Indonesia, tepatnya beliau dari betawi, yang sudah lama mukim di Belanda. Setelah berbincang panjang lebar dan bertanya apakah ada makanan indonesia di bandara? Karena makanan di dalam bandara mahal dan makanan indonesia tidak ada. Tanpa kami meminta, beliau dengan baik hati menawarkan diri untuk membelikan makan keluar bandara. Beliau berikan cuma-cuma. Semoga kebaikan beliau di balas oleh Allah SWT. Aminnn:-) Semoga bisa kembali lagi kesini:-)
Lupa nama beliau siapa?:-( Catatannya ilang

Ada mie gelas, sayur, sarden dan kerupuk :-)
Contact Me

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Me

Willy Ramadan Al-Verona

Buat Lencana Anda

Followers

Adress/Street

12 Street West Victoria 1234 Australia

Phone number

+(12) 3456 789

Website

www.johnsmith.com