Saat sholat di “Meditation Centre”, kita ketemu dengan ibu kewarganegaraan Indonesia, tepatnya beliau dari betawi, yang sudah lama mukim di Belanda. Setelah berbincang panjang lebar dan bertanya apakah ada makanan indonesia di bandara? Karena makanan di dalam bandara mahal dan makanan indonesia tidak ada. Tanpa kami meminta, beliau dengan baik hati menawarkan diri untuk membelikan makan keluar bandara. Beliau berikan cuma-cuma. Semoga kebaikan beliau di balas oleh Allah SWT. Aminnn:-) Semoga bisa kembali lagi kesini:-)
Welcome
in Schiphol, Amsterdam. Kalimat itu akhirnya bisa saya dengar secara langsung
dari suara pemberitahuan pesawat KLM Royal Dutch Airlines KL 0810 yang saya
tumpangi. Pesawat akhirnya mendarat sempurna di Bandara Schiphol setelah
melakukan perjalanan panjang
dari Kuala Lumpur. Berangkat pada jam 11.00 pm (malam) dan tiba jam 06.00am
(pagi). Alhamdulillah, akhirnya
Tuhan benar-benar mengijinkan saya menginjakkan kaki di tanah Benua Biru,
Eropa.
Saya memang merencanakan sebuah perjalanan ke benua
Amerika sejak lama. Namun, saya tidak menyangka perjalanan ini lebih cepat dari
apa yang saya rencanakan. Saya menyebutnya, waktu yang melebihi ekspektasi. Perjalanan
ini merupakan bantuan beasiswa untuk mengikuti program short course, dan tujuan
utama saya adalah Kanada. Amsterdam hanya merupakan kota transit selama 9 jam.
Awalnya
saya membayangkan akan begitu membosankannya berdiam diri di Bandara selama 9
jam. Namun, Schipol merupakan bandara yang besar dan memiliki tempat semacam market
center. Ada yang menjual pernak pernik oleh-oleh khas belanda,
baju, sepatu, elektronik hingga food court.
Sehingga kita bisa menghabiskan waktu sekedar untuk jalan-jalan dan makan
disana.
Sumber www.tourismsee.com
Di
Schipol Amsterdam kita sempat melakukan sholat subuh berjamaah di sebuah tempat
yang tertulis “Meditaton Centre”. Ini merupakan tempat beribadah semua agama
dan menariknya tempat ini memiliki perpustakaan yang berisi banyak kitab-kitab
agama, termasuk saya menemukan Al-qur’an yang berterjemahkan bahasa indonesia. Nampaknya buku-buku di dalam tempat ini merupakan
sumbangan dari orang-orang yang mampir ke “meditation centre”, menarik.
Koleksi buku-buku di perpustakaan Meditation Center
Ketika kembali dari Kanada ke Indonesia, kita kembali transit di Amsterdan selama 13 jam. Ini transit terlama yang pernah saya alami :-(. Karena tidak punya visa untuk keluar sekedar menikmati amsterdam lebih dekat atau mencari makanan murah (makanan di bandara mahal, karena selalu di konversi ke rupiah terus kali ya :-D). Transit kali ini sangat membosankan, mungkin karena durasi yang lama dan juga mungkin karena sudah pernah kesini sebelumnya.
Mediation Center juga menyediakan buku tamu yang boleh di corat-coret:-)
Saat sholat di “Meditation Centre”, kita ketemu dengan ibu kewarganegaraan Indonesia, tepatnya beliau dari betawi, yang sudah lama mukim di Belanda. Setelah berbincang panjang lebar dan bertanya apakah ada makanan indonesia di bandara? Karena makanan di dalam bandara mahal dan makanan indonesia tidak ada. Tanpa kami meminta, beliau dengan baik hati menawarkan diri untuk membelikan makan keluar bandara. Beliau berikan cuma-cuma. Semoga kebaikan beliau di balas oleh Allah SWT. Aminnn:-) Semoga bisa kembali lagi kesini:-)
Lupa nama beliau siapa?:-( Catatannya ilang
Ada mie gelas, sayur, sarden dan kerupuk :-)